Wednesday, October 10, 2018


Pengunaan Sistem Informasi Geografis dalam menentukan potensi Lahan
(Rudi Pradana/1625010068)
Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu tentang yang membicarakan tentang bentuklahan yang mengukir permukaan bumi, Menekankan cara pembentukannya serta konteks kelingkungannya (Dibyosaputro, 1998). geomorfologi penekanan utamanya adalah mempelajari bentuklahan/landform. Bentuk lahan sendiri merupakan bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi di permukaan bumi Proses geomorfologis diakibatkan oleh adanya tenaga yang ditimbulkan oleh medium alami yang berada di permukaan bumi. Kondisi geomorfologi yang dimiliki suatu daerah merupakan sumberdaya alam. Salah satu bagian dari sumberdaya alam adalah sumberdaya lahan. Pemanfaatan sumberdaya lahan yang seoptimal mungkin menjadi suatu keharusan agar mendapat hasil yang optimal, namun perlu diupayakan agar tidak terjadi kerusakan pada lahan. Data mengenai sumberdaya lahan sangat diperlukan untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara optimal.
Dalam Hal ini salah satu bidang di geomorfologi yitu Sistem informasi Geografis dapat di gunakan untuk menentukan potensi lahan yang ada untuk pengelolahan yang optimal. Karena Lahan merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, padahal jumlah manusia yang ingin menggunakan lahan terus menerus bertambah. Selain itu, meningkatnya kesejahteraan penduduk juga dapat meningkatkan kebutuhan akan lahan. Oleh karena kebutuhan lahan untuk berbagai sektor penggunaan meningkat, maka terjadilah konflik atau perebutan penggunaan lahan. Konflik penggunaan lahan terjadi karena adanya benturan kepentingan antar sektoral dan pembangunan oleh akibat pertambahan penduduk. Benturan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat biasanya tercermin dalam konflik-konflik penggunaan lahan dan air. Benturan-benturan kepentingan ini pada akhirnya akan menimbulkan berbagai masalah degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, seperti erosi tanah yang berat, sedimentasi sungai, banjir, tanah longsor, dan gangguan-gangguan terhadap kawasan hutan. Penyusunan kebijakan dalam penggunaan lahan sangat memerlukan peta-peta sebagai media informasi yang salah satunya adalah peta kemampuan lahan.
 Analisis dan evaluasi kemampuan lahan dapat mendukung proses penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah yang disusun dengan cepat dan tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan pemanfaatan penggunaan lahan atau sumberdaya alam. sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mengolah dan menyajikan data-data spasial sumberdaya lahan secara terintegrasi. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat menghasilkan informasi klasifikasi kemampuan lahan terbaru yang lengkap, akurat dalam bentuk spasial digital. SIG mampu menyediakan informasi untuk mengatasi permasalahan kesenjangan informasi potensi sumberdaya alam untuk arahan perencanaan pembangunan berkelanjutan. Untuk menentukan lahan tersebut potensial atau tidak maka perluberbagai tahapn dalam analisis dengan SIG. Dalam menyusun sistem informasi geografis ini. Diperlukan beberapa tahapan untuk dapat menghasilkan suatu hasil yang dituju. Dalam menyusun sistem informasi geografis, setidaknya melewati 5 tahapan yang terdiri atas tahap memasukkan data, tahap pengelolaan data, tahap manipulasi dan analisis data, tahapan keluaran data, dan tahap penggunaan data. Tahapan- tahapan ini akan kita jelaskan lebih jelasnya satu per satu.
1. Tahapan Memasukan Data (Input Data)
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sistem informasi geografis adalah tahap memasukkan data. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa data merupakan kumpulan dari informasi- informasi yang diperlukan. Maka dari itulah sifat data adalah sangat penting. Data perlu dimasukkan agar terekam dalam sistem sehingga dapat diolah dan menghasilkan suatu output yang dapat digunakan. Data yang dimasukkan dalam tahapan ini terdiri atas akuisisi data dan proses awal.Subsistem masukan data bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentranspormasikan format-format data asli ke format atau bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data yang tepat merupakan prasyarat dalam analisis dan pemodelan SIG. Masukan data di dalam SIG adalah semua data spasial informasi geosfera yang dapat berwujud tabel, grafik, data digital, foto udara, peta dan lain-lain. Informasi litosfera yang merupakan masukan dalam SIG tersebut meliputi informasi litosfera, pedosfera, hidorfera, biosfera, antroposfera dan atmosfera. Dalam melakukan proses input data, tentu sifat yang diperlukan adalah kehati- hatian dan juga kejelian supaya tidak ada yang keliru. Kekeliruan dalam proses ini kelak akan menjadi hal yang sangat rumit dan bahkan bisa berakibat fatal karena tahap ini merupakan proses atau tahap paling awal dimana langkah- langkah selanjutnya akan sangat bergantung terhadap hasil dari tahap ini.
2.Pengelolaan Data
Pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam subsistem pengelolaan data. Fungsi dari sistem pengelolaan data adalah untuk pengorganisasian data keruangan, pengambilan dan analisis data. Masukan data dalam SIG, selanjutnya disimpan di dalam basis data (data base) pada memori komputer. Jika diperlukan, data yang tersimpan dapat dipanggil, dikoreksi, dilakukan klasifikasi, pengharkatan, manipulasi dengan data lain atau diproses dengan formula tertentu, sehingga diperoleh keluaran baru.

Basis data geografis merupakan koleksi data bereferensi spasial (geografis), disimpan secara bersama-sama, tanpa terjadinya pengulangan, untuk aplikasi pada berbagai kajian seoptimal mungkin. Data geografis mempunyai 3 komponen: lokasi geografis (berupa lokasi absolut dan lokasi relatif), atribut (dapat berupa data nominal, ordinal, interval dan ratio), serta waktu (yang menunjukkan saat data dimasukkan). SIG secara bertahpa dibangun berdasarkan sistem pengelolaan basis data (data base management system). Menurut Valenzuela (1991), ada dua pendekatan dalam menggunakan sistem pengelolaan basis data yaitu (a) sistem pengelolaan basis data yang mengelola data spasial dan data non spasial bersama-sama, sedangkan data spasial dikelola langsung oleh SIG.

3.Analisis Data
Ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Subsistem ini dapat digunakan untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan melalui proses dalam pengelolaan data dapat pula diketahui hambatan yang timbul. Salah satu kelebihan SIG adalah pada stimulasi dan menghasilkan informasi baru berdasarkan data yang ada.Dalam SIG terdapat beberapa analisis antara lain:
Ø  Analisa proximity: Analisa Proximity merupakan suatu analisa geografis yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada. 
Ø  Analisis buffer mendasarkan pencarian lokasi pada data spasial dan atribut jarak. Metode buffer sering digunakan sbg alat analisis seperti : kasus pelebaran jalan, pembuatan jaringan pipa, pembebasan tanah,dll. Buffer memberikan hasil berupa informasi spasial daerah yg memenuhi kriteria serta luasan dan jarak daerah tsb.
Ø  Analisa overlay: Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual.Sebagai contoh overlay atau spasial join yaitu integrasi antara data tanah, lereng dan vegetasi, atau kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.
Ø  Analisa grafis: Memudahkan pembaca peta menganalisis sebuah fenomena.Grafik dapat ditampilkan secara bersama – sama dengan peta baik dalam bentuk grafik atau pun dimodifikasi menjadi sebuah peta tematik.
4. Tahap Pengeluaran Data
Berfungsi untuk menayangkan maupun hasil analisis data geografis secara kualitatif ataupun kuantitatif. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hardcopy), rekaman (softcopy), dan tayangan (display). Keluaran data ini dapat diwujudkan dalam bentuk, grafik, peta, tabel atau hasil olahan statistik. Melalui keluaran ini pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan maupun perencanaan.maka pada tahap ini data yang dikelola dapat digunakan untuk analisis data lahan.

Kesimpulan
Pengelolaan data dasar tanah dan kelas lahan berbasis sistem informasi geografi (SIG) akan didapatkan distribusi spasial (keruangan) jenis dan tingkat kesuburan tanah, serta faktorfaktor pembatas yang ada sehingga dapat mempermudah perencanaan pengembangan jenis-jenis komoditas pertanian dan penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi sumber daya lahan di kebun percobaan. Pengembangan kebun percobaan sebagai laboratorium lapang memerlukan data dasar tanah dan kelas lahan yang telah terbagi menjadi peta blok sesuai dengan tingkat kesesuaian lahan dan faktor pembatas pertumbuhan tanaman.
Referensi :
Jurnal Pengunaan Data Pengindraan Jauh dalam Analisis Bentuk lahan asal Proses Fluvial di wilayah karang sambung
Jurnal PEMENFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO



Sunday, February 19, 2017

 Indonesia Negara Agraris


    Indonesia adalah negara Agraris, Negara yang dipenuhi dengan kekayaan alamnya membuat negara-negara lain iri melihatnya.Dengan adanya kekayaan alam ini membuat indonesia memiliki aset yang sangat menjanjikan khususnya di bidang pertanian.Lahan yang begitu luas mampu membuat Indonesia menghasilkan produk-produk pertanian begitu banyak, produk yang bisa memakmurkan rakyat dan menambah penghasilan negara ini merupakan aset yang begitu menjajnjikan.membuat Indonesia mampu bertahan dari krisis pangan.

   Begitu penting pertanian bagi indonesia untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan pertanian di indonesia. selama pemerintah dan kaum muda khususnya (mahasiswa pertanian) peduli terhadap pertanian indonesia, Pasti pertanian di indonesia akan berkembang mejadi Aset yang dapat menyokong negara ini menjadi negara Maju. Hidup Terus Pertanian Ku!!!