Pertanian adalah Aset Bangsa
Sunday, December 9, 2018
Wednesday, November 14, 2018
Wednesday, October 10, 2018
Pengunaan Sistem Informasi Geografis
dalam menentukan potensi Lahan
(Rudi Pradana/1625010068)
Geomorfologi dapat
didefinisikan sebagai Ilmu tentang yang membicarakan tentang bentuklahan yang
mengukir permukaan bumi, Menekankan cara pembentukannya serta konteks
kelingkungannya (Dibyosaputro, 1998). geomorfologi penekanan utamanya adalah
mempelajari bentuklahan/landform. Bentuk lahan sendiri merupakan bentukan pada
permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses
geomorfologis yang beroperasi di permukaan bumi Proses geomorfologis
diakibatkan oleh adanya tenaga yang ditimbulkan oleh medium alami yang berada
di permukaan bumi. Kondisi geomorfologi yang dimiliki suatu daerah merupakan
sumberdaya alam. Salah satu bagian dari sumberdaya alam adalah sumberdaya
lahan. Pemanfaatan sumberdaya lahan yang seoptimal mungkin menjadi suatu
keharusan agar mendapat hasil yang optimal, namun perlu diupayakan agar tidak
terjadi kerusakan pada lahan. Data mengenai sumberdaya lahan sangat diperlukan
untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara optimal.
Dalam Hal ini salah satu
bidang di geomorfologi yitu Sistem informasi Geografis dapat di gunakan untuk
menentukan potensi lahan yang ada untuk pengelolahan yang optimal. Karena Lahan
merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, padahal jumlah manusia
yang ingin menggunakan lahan terus menerus bertambah. Selain itu, meningkatnya
kesejahteraan penduduk juga dapat meningkatkan kebutuhan akan lahan. Oleh karena
kebutuhan lahan untuk berbagai sektor penggunaan meningkat, maka terjadilah
konflik atau perebutan penggunaan lahan. Konflik penggunaan lahan terjadi
karena adanya benturan kepentingan antar sektoral dan pembangunan oleh akibat
pertambahan penduduk. Benturan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat
biasanya tercermin dalam konflik-konflik penggunaan lahan dan air.
Benturan-benturan kepentingan ini pada akhirnya akan menimbulkan berbagai
masalah degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, seperti erosi tanah
yang berat, sedimentasi sungai, banjir, tanah longsor, dan gangguan-gangguan
terhadap kawasan hutan. Penyusunan kebijakan dalam penggunaan lahan sangat
memerlukan peta-peta sebagai media informasi yang salah satunya adalah peta
kemampuan lahan.
Analisis dan evaluasi kemampuan lahan dapat
mendukung proses penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah yang
disusun dengan cepat dan tepat sebagai dasar pijakan dalam mengatasi benturan
pemanfaatan penggunaan lahan atau sumberdaya alam. sehingga dibutuhkan suatu
sistem informasi yang dapat mengolah dan menyajikan data-data spasial
sumberdaya lahan secara terintegrasi. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
menghasilkan informasi klasifikasi kemampuan lahan terbaru yang lengkap, akurat
dalam bentuk spasial digital. SIG mampu menyediakan informasi untuk mengatasi
permasalahan kesenjangan informasi potensi sumberdaya alam untuk arahan
perencanaan pembangunan berkelanjutan. Untuk menentukan lahan tersebut
potensial atau tidak maka perluberbagai tahapn dalam analisis dengan SIG. Dalam menyusun sistem informasi geografis ini.
Diperlukan beberapa tahapan untuk dapat menghasilkan suatu hasil yang dituju.
Dalam menyusun sistem informasi geografis, setidaknya melewati 5 tahapan yang
terdiri atas tahap memasukkan data, tahap pengelolaan data, tahap manipulasi
dan analisis data, tahapan keluaran data, dan tahap penggunaan data. Tahapan-
tahapan ini akan kita jelaskan lebih jelasnya satu per satu.
1. Tahapan Memasukan Data (Input Data)
Tahap
pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sistem informasi geografis adalah
tahap memasukkan data. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa data merupakan
kumpulan dari informasi- informasi yang diperlukan. Maka dari itulah sifat data
adalah sangat penting. Data perlu dimasukkan agar terekam dalam sistem sehingga
dapat diolah dan menghasilkan suatu output yang dapat digunakan. Data yang
dimasukkan dalam tahapan ini terdiri atas akuisisi data dan proses awal.Subsistem masukan data bertugas
untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai
sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab dalam mengkonversi atau
mentranspormasikan format-format data asli ke format atau bentuk yang dapat
diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data yang tepat merupakan
prasyarat dalam analisis dan pemodelan SIG. Masukan data di dalam SIG adalah
semua data spasial informasi geosfera yang dapat berwujud tabel, grafik, data
digital, foto udara, peta dan lain-lain. Informasi litosfera yang merupakan
masukan dalam SIG tersebut meliputi informasi litosfera, pedosfera, hidorfera,
biosfera, antroposfera dan atmosfera. Dalam melakukan proses input data, tentu
sifat yang diperlukan adalah kehati- hatian dan juga kejelian supaya tidak ada
yang keliru. Kekeliruan dalam proses ini kelak akan menjadi hal yang sangat
rumit dan bahkan bisa berakibat fatal karena tahap ini merupakan proses atau
tahap paling awal dimana langkah- langkah selanjutnya akan sangat bergantung
terhadap hasil dari tahap ini.
2.Pengelolaan
Data
Pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk
menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar. Pengorganisasian data dalam
bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam subsistem pengelolaan data. Fungsi dari
sistem pengelolaan data adalah untuk pengorganisasian data keruangan,
pengambilan dan analisis data. Masukan data dalam SIG, selanjutnya disimpan di
dalam basis data (data base) pada memori komputer. Jika diperlukan, data yang
tersimpan dapat dipanggil, dikoreksi, dilakukan klasifikasi, pengharkatan,
manipulasi dengan data lain atau diproses dengan formula tertentu, sehingga
diperoleh keluaran baru.
Basis data geografis merupakan koleksi data bereferensi
spasial (geografis), disimpan secara bersama-sama, tanpa terjadinya
pengulangan, untuk aplikasi pada berbagai kajian seoptimal mungkin. Data
geografis mempunyai 3 komponen: lokasi geografis (berupa lokasi absolut dan
lokasi relatif), atribut (dapat berupa data nominal, ordinal, interval dan
ratio), serta waktu (yang menunjukkan saat data dimasukkan). SIG secara bertahpa
dibangun berdasarkan sistem pengelolaan basis data (data base management
system). Menurut Valenzuela (1991), ada dua pendekatan dalam menggunakan sistem
pengelolaan basis data yaitu (a) sistem pengelolaan basis data yang mengelola
data spasial dan data non spasial bersama-sama, sedangkan data spasial dikelola
langsung oleh SIG.
3.Analisis
Data
Ini
menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan berfungsi
untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Subsistem ini dapat digunakan
untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan melalui proses dalam
pengelolaan data dapat pula diketahui hambatan yang timbul. Salah satu
kelebihan SIG adalah pada stimulasi dan menghasilkan informasi baru berdasarkan
data yang ada.Dalam SIG terdapat beberapa analisis antara lain:
Ø Analisa
proximity: Analisa Proximity merupakan suatu analisa geografis yang
berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan
proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer
dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian
yang ada.
Ø Analisis
buffer mendasarkan pencarian lokasi pada data spasial dan
atribut jarak. Metode buffer sering digunakan sbg alat analisis seperti : kasus
pelebaran jalan, pembuatan jaringan pipa, pembebasan tanah,dll. Buffer
memberikan hasil berupa informasi spasial daerah yg memenuhi kriteria serta
luasan dan jarak daerah tsb.
Ø Analisa
overlay: Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang
berbeda disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu
layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara
visual.Sebagai contoh overlay atau spasial join yaitu integrasi antara data
tanah, lereng dan vegetasi, atau kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak
bumi.
Ø Analisa
grafis: Memudahkan pembaca peta menganalisis sebuah
fenomena.Grafik dapat ditampilkan secara bersama – sama dengan peta baik dalam
bentuk grafik atau pun dimodifikasi menjadi sebuah peta tematik.
4.
Tahap Pengeluaran Data
Berfungsi untuk menayangkan maupun hasil analisis data
geografis secara kualitatif ataupun kuantitatif. Keluaran SIG dapat berupa peta
cetakan (hardcopy), rekaman (softcopy), dan tayangan (display). Keluaran data
ini dapat diwujudkan dalam bentuk, grafik, peta, tabel atau hasil olahan
statistik. Melalui keluaran ini pengguna dapat melakukan identifikasi informasi
yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan maupun perencanaan.maka
pada tahap ini data yang dikelola dapat digunakan untuk analisis data lahan.
Kesimpulan
Pengelolaan data dasar tanah dan kelas lahan berbasis sistem informasi
geografi (SIG) akan didapatkan distribusi spasial (keruangan) jenis dan tingkat
kesuburan tanah, serta faktorfaktor pembatas yang ada sehingga dapat mempermudah
perencanaan pengembangan jenis-jenis komoditas pertanian dan penggunaan lahan
yang sesuai dengan potensi sumber daya lahan di kebun percobaan. Pengembangan
kebun percobaan sebagai laboratorium lapang memerlukan data dasar tanah dan
kelas lahan yang telah terbagi menjadi peta blok sesuai dengan tingkat
kesesuaian lahan dan faktor pembatas pertumbuhan tanaman.
Referensi :
Jurnal Pengunaan Data Pengindraan Jauh
dalam Analisis Bentuk lahan asal Proses Fluvial di wilayah karang sambung
Jurnal PEMENFAATAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI
KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO
Sunday, February 19, 2017
Indonesia Negara Agraris
Indonesia adalah negara Agraris, Negara yang dipenuhi dengan kekayaan alamnya membuat negara-negara lain iri melihatnya.Dengan adanya kekayaan alam ini membuat indonesia memiliki aset yang sangat menjanjikan khususnya di bidang pertanian.Lahan yang begitu luas mampu membuat Indonesia menghasilkan produk-produk pertanian begitu banyak, produk yang bisa memakmurkan rakyat dan menambah penghasilan negara ini merupakan aset yang begitu menjajnjikan.membuat Indonesia mampu bertahan dari krisis pangan.
Begitu penting pertanian bagi indonesia untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan pertanian di indonesia. selama pemerintah dan kaum muda khususnya (mahasiswa pertanian) peduli terhadap pertanian indonesia, Pasti pertanian di indonesia akan berkembang mejadi Aset yang dapat menyokong negara ini menjadi negara Maju. Hidup Terus Pertanian Ku!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)